EssaysForStudent.com - Free Essays, Term Papers & Book Notes
Search

Ketahanan Industri Kreatif Terhadap Globalisasi

By:   •  Essay  •  949 Words  •  May 16, 2010  •  1,760 Views

Page 1 of 4

Ketahanan Industri Kreatif Terhadap Globalisasi

Ketahanan industri kreatif terhadap globalisasi

Pelaku usaha kreatif kerap terganjal beberapa kendala dalam mengembangkan usahanya. Salah satunya globalisasi yang menyebabkan banyak produk luar masuk ke Indonesia. Indonesia tidak kalah, hanya daya saing menjadi tinggi.

Fakta yang juga menggembirakan –walaupun juga menyiratkan tantangan untuk memelihara hubungan erat dengan tanah air– adalah mulai banyaknya SDM kreatif Indonesia yang kiprahnya diakui di dunia internasional, baik yang berbasis di tanah air maupun yang berdomisili di luar negeri. Mulai dari artis musik yang albumnya digemari di negara tetangga, desainer fesyen yang produknya dicari oleh konsumen dari luar negeri, hingga peneliti muda yang menjadi profesor di universitas terkemuka di luar negeri, semuanya adalah bukti yang menunjukkan pengakuan terhadap kualitas creative talent Indonesia.

Selain itu, percepatan tumbuhnya teknologi informasi dan komunikasi, yang sangat erat kaitannya dengan perkembangan akses bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi, bertukar pengetahuan dan pengalaman, sekaligus akses pasar kesemuanya sangat penting bagi pengembangan industri kreatif. Penemuan baru di bidang teknologi infokom seperti internet, email, SMS, Global System for Mobile communications (GSM) telah menciptakan interkoneksi antar manusia yang membuat manusia menjadi semakin produktif. Globalisasi di bidang media dan hiburan juga telah mengubah karakter, gaya hidup dan perilaku masyarakat menjadi lebih kritis dan lebih peka atas rasa serta pasar pun menjadi semakin luas dan semakin global.

Tantangannya adalah untuk mencegah terjadinya fenomena ‘brain drain' (atau mungkin lebih tepatnya ‘talent drain') yang dapat terjadi jika para putra-putri terbaik bangsa yang berdomisili di luar negeri tidak kembali, atau tidak dapat menyalurkan kembali pengalaman, keahlian dan nilai tambah yang didapatnya di mancanegara menjadi manfaat bagi Indonesia. Akan tetapi, talent drain ini dapat diubah menjadi ‘talent circulation' jika bisa diciptakan mekanisme yang membuat mereka tetap terhubungkan dengan tanah air dan memberikan manfaat. Pada saat yang sama, keberadaan SDM kreatif asing di Indonesia bisa menjadi dua kemungkinan: dapat menjadi peluang untuk belajar dan berkembang, atau menimbulkan ketimpangan dalam hal apresiasi dan remunerasi. Perlu kebijakan yang tepat untuk mengelola isu ini, karena seharusnya memang iklim yang kondusif terhadap pengembangan industri kreatif adalah yang terbuka, namun jangan sampai talenta SDM anak negeri tidak mampu berkembang dan bersaing.

Potensi Industri Kreatif dalam Menghadapi Badai AC-FTA

Sisi lain yang muncul dari globalisasi tersebut adalah kompetisi yang semakin keras. Kondisi ini mengharuskan perusahaan mencari cara agar bisa menekan biaya semurah mungkin dan se-efisien mungkin Tiongkok akan amat sulit untuk dikejar dalam hal efisiensi dan minimalisasi ongkos produksi. Mereka mampu memproduksi suatu barang secara masal di pabrik-pabrik raksasa. Sedangkan di Indonesia, jenis barang sejenis masih diproduksi di unit usaha kecil menengah yang sudah pasti memerlukan ongkos produksi yang lebih besar. Oleh karena itu, perlu ada keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh produk Indonesia untuk dapat memasuki pasar negara lain. Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan oleh Himawan Wijanarko, General Manager Strategic Services The Jakarta Consulting Group, bahwa tak dapat lagi hanya berpegangan pada komparasi harga produksi, namun diperlukan pula strategi pemasaran dan fokus pada optimalisasi suatu jenis produksi. Dalam hal ini, pemanfaatan potensi kebudayaan lokal melalui industri kreatif dapat berperan besar. Kita sudah melihat contoh industri kreatif yang sayangnya dilakukan bukan oleh pihak Indonesia. Batik Adidas, adalah salah satu bukti nyata bagaimana potensi kebudayaan lokal Indonesia dapat dimanfaatkan untuk mendukung keunggulan kompetitif. Dalam kasus ini, Adidas menggunakan motif batik Indonesia untuk beberapa produknya seperti sepatu, jaket, dan lain-lain. Di sini Adidas telah mampu memproduksi sesuatu yang unik atau tak sama dengan produk lain. Ada sebuah keunggulan kompetitif yang tidak mampu dilihat dari hanya sebatas perbedaan harga.

Download as (for upgraded members)  txt (6.8 Kb)   pdf (94 Kb)   docx (12.5 Kb)  
Continue for 3 more pages »