Subprime Mortgage
By: Mike • Research Paper • 2,731 Words • February 3, 2010 • 1,785 Views
Join now to read essay Subprime Mortgage
Sub-prime Mortage
Sub-prime Mortage atau KPR sub-primer adalah suatu istilah yang digunakan pada praktek pemberian kredit kepada peminjam (debitur) yang tidak memenuhi persyaratan kredit untuk diberikan pinjaman berdasarkan suku bunga pasar oleh karena debitur tersebut memiliki "catatan kredit" yang kurang baik. Kredit subprimer ini adalah sangat beresiko baik bagi pemberi pinjaman (kreditur) maupun bagi peminjam (debitur). Sebab tingginya resiko yang dihadapi pemberi pinjaman maka kredit subprimer ini ditawarkan dengan suku bunga yang lebih tinggi daripada suku bunga kredit yang berlaku secara umum bagi kredit dengan peringkat "A" (A-paper). Di Amerika Serikat , KPR sub-primer terbagi 3 kategori, yaitu Ў°prime,Ў± Ў°Alt-A,Ў± and Ў°sub-prime.Ў± . Bagi investor, sistem KPR sub-primer sangat beresiko, dan angka keuntungannya sangat tinggi karena suku bunganya cukup tinggi.
Kemungkinan Bahaya dari KPR adalah peminjam akan menderita kerugian jika antisipasi pinjaman itu pailit atau tidak bisa mengembalikan pinjaman itu. Biasanya, dampak kerugian dengan pinjaman biasa akan relatif tidak begitu besar, tetapi dampak kerugian dari KPR yang terlibat sistem distribusi yang kompleks itu akan lebih besar. Walaupun resiko tinggi demikian, sistem KPR masih digunakan karena bisa menyediakan lebih banyak dana untuk peminjam. Dengan kata lain, sistem itu dirancang untuk memberikan pinjaman kepada lebih banyak orang. Tetapi sebaliknya, saat krisis KPR terjadi maka akan lebih banyak investor yang membeli MBS terkena krisis.
Resiko KPR relatif tidak begitu besar, karena pemberi pinjaman telah memiliki jaminan seperti real estate dari peminjam. Tetapi, itu menjadi masalah yang berbeda kalau krisis yang ditimbul adalah diakibatkan oleh fluktuasi harga real estate. Kalau harga real estate bertahan ditingkat tertentu, pinjaman itu bisa dikembalikan, walapun peminjam tidak bisa mengembalikan utangnya karena pailit. Akan tetapi, jika harga real estete menurun drastis, pengembalian pinjaman itu akan menjadi mustahil. Dalam segi itu, KPR sub-primer itu sangat sensitif pada fluktuasi harga real estate.
KPR sub-primer diperkirakan 600 milyar dolar, atau 20 persen dari pasar KPR AS. Pinjaman sub-primer meningkat drastis sejalan dengan semaraknya pasar perumahan. Baru baru ini, pemberi pinjaman KPR mengalami kesulitan, akibat nilai barang jaminan dari KPR itu , sebagian besar real estate, turun drastis. Salah satu alasan langsung yang disebut terjadinya Ў°hari Rabu HitamЎ± pada pasar bursa Seoul adalah bahwa perusahaan American Home Mortgage Investment mengumumkan bahwa mereka tidak bisa lagi mendanai pinjaman baru dan nampaknya harus likuidasi asetnya. Pada hari itu, harga saham perusahaan investigasi KPR AS itu turun sampai 90 persen. Perusahaan MGIC Investment dan Radian Group , perusahan investasi KPR juga mengumumkan bahwa saham kepemilikan untuk perusahaan investasi KPR sub-primer mereka menjadi sampah karena kesulitan pasar KPR sub-primer AS. Kejadian pailit demikian bukan hanya berdampak pada pasar bursa AS, melainkan juga pada bursa efek di seluruh dunia.
Dampak dari subprime mortage adalah Indeks harga saham gabungan Korea Selatan, KOSPI turun lebih dari 76 poin pada tanggal 1 Agustus, karena tindakan aksi jual besar-besaran investor asing. Karena itu, indeks Bursa Berjangka juga anjlok, sehingga transaksi saham dihentikan sebentar dengan menerapkan sistem Ў®Side CarЎЇ untuk yang pertama kali dalam tahun ini. Side Car berarti pihak pasar bursa menghentikan transaksi saham di pasar selama 5 menit untuk meminimalkan dampak negatif pada pasar bursa saat harga bursa berjangka terlalu cepat bergejolak atau anjlok.
Pasar bursa, yang menunjukkan tanda-tanda pulih dengan kenaikan 226.56 poin pada hari Selasa, anjlok pada hari Rabu, akibat aksi penjualan investor asing gara-gara kekhawatiran tentang kemungkinan kerugian besar di pasar Sub-Prime Mortgage atau Kredit pemilikan rumah (KPR) sub-primer. Melemahnya ekonomi Amerika Serikat menyebabkan meningkatnya persentase gagal bayar debitor KPR segmen tersebut. Akibatnya, harga surat utang subprime mortgage jatuh. Kejatuhan harga surat utang subprime mortgage membawa kerugian bagi bank dan perusahaan pengelola dana (fund management) yang membeli surat utang tersebut. Akibatnya, harga saham perbankan di Amerika Serikat tergerus.
Yang menjadi pertanyaan mengapa kesalahan yang dilakukan investor di Amerika Serikat, tetapi pasar keuangan Indonesia terkena dampaknya. Sudah sering kita alami gejolak pasar keuangan di negara sedang berkembang hampir selalu berdampak negatif ke Indonesia, tetapi kali ini gejolak di pasar keuangan negara maju juga berdampak negatif ke Indonesia. Mengapa nasib kita tersandera oleh pasar keuangan internasional?
Inilah dampak dari globalisasi pasar keuangan. Ternyata yang memiliki surat utang subprime mortgage bukan hanya perbankan di