EssaysForStudent.com - Free Essays, Term Papers & Book Notes
Search

Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan

By:   •  Essay  •  890 Words  •  May 2, 2011  •  1,334 Views

Page 1 of 4

Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

ABSTRACT

The objective of this study is to investigate influence of firm's intellectual capital (IC) on their financial performance. This paper uses the Pulic Framework and data from 73 publicly listed companies between the years 2003 and 2005 on the Indonesia Stock Exchange except financial industry. This study uses partial least square (PLS) for data analysis. Three elements of IC and company performances are tested by this study.

The results show that IC and company performance are not positively related, IC is not correlated to future company performance, the rate of growth of a company's IC is not positively related to the company's performance and the contribution of IC to company performance differs by industry. The results help to embolden modern day managers to better harness and manage IC.

Keywords: Intellectual Capital, Performance, Partial Least Square (PLS)

I. Latar Belakang Masalah

Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan bisnis yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya. Agar perusahaan terus bertahan, perusahaan-perusahaan harus dengan cepat mengubah strateginya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju knowledge based business (bisnis berdasarkan pengetahuan), sehingga karakteristik utama perusahaannya menjadi perusahaan berbasis ilmu pengetahuan. Seiring dengan perubahan ekonomi yang berkarakteristik ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dengan penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management), kemakmuran suatu perusahaan akan bergantung pada suatu penciptaan transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri (Sawarjuwono, 2003)

Dalam sistem manajemen berbasis pengetahuan, modal konvensional seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan dan aktiva fisik lainnya menjadi kurang penting dibandingkan dengan modal yang berbasis pengetahuan dan teknologi. Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menemukan cara untuk menggunakan sumber daya lainnya secara efisien dan ekonomis, yang nantinya akan memberikan keunggulan bersaing (Sawarjuwono, 2003).

Perkembangan ekonomi baru dikendalikan oleh informasi dan pengetahuan, hal ini membawa sebuah peningkatan perhatian pada intellectual capital (IC) (Stewart, 1997; Hong, 2007). Area yang menjadi perhatian sejumlah akademisi dan praktisi adalah manfaat dari IC sebagai alat untuk menentukan nilai perusahaan (Hong, 2007; Guthrei, 2001). Penelitian IC menjadi sebuah tantangan yang patut dikembangkan. Oleh karena itu, beberapa penulis menyarankan untuk tidak membentuk sistem manajemen dan pelaporan yang akan meningkatkan kurang relevansian sistem karena sistem tersebut tidak dapat menyediakan eksekutif(direksi) informasi yang esensial untuk proses pengelolaan berdasarkan pengetahuan dan sumber tak berwujud (Bornemann dan Leitner, 2002).

Berdasarkan sejarah, perbedaan antara aset tak berwujud dan IC tidak jelas karena IC dihubungkan sebagai goodwill padahal keduanya berbeda (Accounting Principles Board, 1970; Accounting Standards Board, 1997; Ikatan Akuntan Indonesia, 2007; Hong, 2007). Fakta tersebut dapat ditelusuri kembali ke awal tahun 1980an ketika gagasan umum nilai aktiva tak berwujud selalu dinamai sebagai goodwill sejak praktik bisnis dan akuntansi diterapkan (International Federation of Accountants, 1998 dalam Hong, 2007).

Namun, praktik akuntansi tradisional tidak mengungkapkan identifikasi dan pengukuran aktiva tak berwujud ini pada organisasi, khususnya organisasi berbasis pengetahuan (Guthrie, dkk, 1999 dalam Hong, 2007; International Federation of Accountants, 1998 dalam Hong, 2007; Hong, 2007). Intangibel baru seperti kompetensi staf, hubungan pelanggan, model simulasi, sistem komputer dan administrasi tidak memperoleh pengakuan dalam model keuangan tradisional dan pelaporan manajemen (Stewart, 1997 dalam Hong, 2007). Hal ini sangat menarik karena intangibel tradisional seperti modal merk, paten dan goodwill tetap jarang dilaporkan dalam laporan keuangan (Intenational Federation of Accountants, 1998 dalam Hong 2007; Hong, 2007). Menurut fakta, IAS(Intenational Accounting

Download as (for upgraded members)  txt (6.9 Kb)   pdf (99 Kb)   docx (12.5 Kb)  
Continue for 3 more pages »