Pengaruh Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan Dan Indeks Lq 45 Di Bursa Efek Indonesia
By: Bred • Research Paper • 1,832 Words • January 28, 2010 • 2,637 Views
Join now to read essay Pengaruh Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan Dan Indeks Lq 45 Di Bursa Efek Indonesia
PENGARUH KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP PERGERAKAN INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DAN INDEKS LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA
I. Latar Belakang
Tepat pada tanggal 24 Mei 2008 pemerintah Indonesia mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), yang merupakan komoditas yang memegang peranan sangat penting dalam semua aktivitas ekonomi. Kenaikan harga ini memberikan dampak yang bermacam-macam, mulai dari aksi penentangan dari masyarakat, terutama kalangan mahasiswa, sampai dengan kenaikan harga di sejumlah sektor ekonomi.
Bagi dunia usaha, dampak kenaikan harga BBM juga dirasakan dengan naiknya biaya produksi sehingga meningkatkan biaya secara keseluruhan dan mengakibatkan kenaikan harga pokok produksi antara lain yaitu meningkatnya biaya bahan baku, biaya angkut, serta kenaikan upah karyawan, yang pada akhirnya menaikkan harga jual produk dan menurunkan keuntungan perusahaan.
Rencana kenaikan harga BBM sebenarnya sudah mulai terdengar dan mencuat beritanya sejak awal tahun 2008, ketika harga minyak dunia melambung tinggi di pasaran dan mencapai rekor tertinggi yaitu lebih dari US$100 per barel. Kenaikan harga minyak dunia tersebut disebabkan sejumlah faktor, diantaranya adanya persepsi rendahnya cadangan minyak yang ada saat ini di pasaran dan adanya kekhawatiran atas ketidakmampuan peningkatan produksi dari negara-negara produsen minyak.
Kenaikan harga minyak dunia yang semakin tidak terkendali tersebut kemudian direspon oleh seluruh negara di dunia, termasuk salah satunya adalah Indonesia. Pemerintah Indonesia, yang kala itu dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dengan berdasarkan persetujuan DPR akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga BBM di Indonesia yaitu sekitar 30%. Pemerintah berdalih harus menaikkan harga BBM dikarenakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit akibat pemberian subisidi BBM yang terlalu tinggi kepada masyarakat. Untuk menutupi defisit tersebut, pemerintah merasa harus mengurangi porsi subsidi yang diberikan kepada masyarakat agar dapat mencerminkan harga minyak dunia yang saat ini bergejolak di pasar.
Kondisi ini kemudian mempengaruhi iklim investasi di Indonesia secara keseluruhan. Dalam jangka pendek, kenaikan harga BBM tersebut disikapi para pelaku pasar, khususnya pelaku pasar modal sebagai indikator investasi. Berdasarkan argumen tersebut, maka sangatlah mungkin reaksi negatif dari para pelaku pasar modal dapat terjadi setelah pengumuman kenaikan tersebut. Namun, jika yang terjadi sebaliknya yaitu bahwa kenaikan harga BBM justru direspon positif oleh pelaku pasar, maka kesimpulan sederhana yang dapat diambil dari dampak peristiwa pengumuman tersebut adalah bahwa naiknya harga BBM memberikan stimulus positif pada perekonomian Indonesia.
Pada dasarnya, para pelaku pasar, yang biasa disebut sebagai investor, akan berinvestasi pada saham perusahaan yang mampu memberikan tingkat pengembalian (return) yang dapat berupa deviden dan atau capital gain. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi dan juga merupakan keberanian investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dicapainya, tujuan utama investor dalam berinvestasi tentunya adalah untuk memaksimalkan return yang dapat diperoleh investor. Oleh karena itu, perusahaan selalu berusaha untuk memberikan informasi mengenai tingkat pengembalian (return) sebagaimana yang diharapkan investor. Return ini kemudian akan mempengaruhi Indeks Harga Saham.
Dengan dasar penjelasan-penjelasan di atas, penelitian ini diharapkan dapat mendeteksi reaksi pasar yang dicerminkan oleh kenaikan harga BBM dengan menganalisa pada indikator indeks saham sektor pertambangan dan indeks LQ 45 di sekitar peristiwa diberlakukannya kenaikan harga BBM.
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, penelitian ini berusaha menganalisa apakah kebijakan kenaikan bahan bakar minyak memiliki pengaruh terhadap pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. Apakah dengan adanya kebijakan tersebut Indeks Saham Sektoral pada sektor perdagangan akan meningkat. Selain itu, penelitian ini berusaha menganalisa dampak kenaikan harga BBM di sektor lainnya melalui Indeks LQ 45 yang ada di Bursa Efek Indonesia.
III. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan:
1. Menganalisa pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak terhadap pergerakan Indeks Saham Sektoral, yaitu pada sektor pertambangan.
2. Menganalisa pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak terhadap pergerakan perdagangan saham yang memiliki likuiditas dan kapitalisasi pasar yaitu melalui Indeks LQ 45.